Ujian Seharga Pizza

Lokasi: Fast Eddie’s, Hang Lekir

Waktu: Sekitar Setengah 12 siang

Saya baru saja menyelesaikan kelas Manajemen Industri Media Cetak dan langsung menuju Fast Eddie’s karena kebetulan sedang membawa laptop. FYI, perbandingan harga makanan:kualitas makanan:kecepatan internet access di tempat ini memang bagus sehingga secara rutin saya menyambangi Fast Eddie’s, terlebih bila sedang ingin memancing file audio dari empang raksasa internet.

 

Secara kebetulan, saya bertemu dengan seseorang yang saya tidak tahu namanya tetapi kami bertegur sapa karena kami sekelas di Manajemen Industri Media Cetak dan kami baru saja mengikuti ujian susulan bersama untuk mata kuliah yang sama. Ia tidak mengikuti ujian karena menderita DBD pada hari UTS, sedang saya berhalangan karena mengikuti sebuah seleksi yang diadakan Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta.

a

Si oknum ini bertanya kepada saya apakah saya mengenal dosen X (nama dosen disamarkan bukan karena alasan etis, tetapi karena saya memang tidak ingat siapa nama yang ia sebutkan). Saya menjawab tidak tahu. Lalu orang ini berujar lebih lanjut, “Dia (si dosen X) minta dibeliin pizza jamur sebagai ganti ujian susulan. Gue ga usah ujian susulan klo gue ngasih pizza jamur.”

 

Saya hanya tersenyum goblok sambil menggumam dalam hati, “moestopo, oh moestopo”.

 

 

6 responses to “Ujian Seharga Pizza

  1. huahahahahaha
    *kalo di YM ini namanya ketawa guling2an* heheh 😀 terus lo gitu juga gak? kan lumayan.. mau gak kaya gitu? 😀

  2. jelas kagak…:D

    otak gue lebih mahal dari pizza harga 50ribuan dan mana ada dosen yg berani ngomong depan gue minta disogok….hehehe

  3. huAHHAhHAHAh,,,tuh dosen mang lage ngidem ngalin nge..

  4. knock knock, mostboy
    remember rayz?

  5. Saya habis baca detik.com. Dengan ini saya sebagai seorang yg peduli terhadap negara ini menyampaikan penyesalan terhadap mahasiswa2 Moestopo yg notabene beragama….Polisi berumur 40 tahun menjadi korban aniaya kalian mahasiswa yang katanya penerus bangsa atau akan menjadi sampah bangsa?

    Saya dulu jg aktivis di sebuah universitas negeri terkenal di Jakarta…dan saya tau apa arti demo itu…dillema antara hati nurani dan uang jajan 20rb dari penyokong dana demo….

    kebetulan saya adalah seorang HRD manager di sebuah perusahaan di bilangan sudirman, dan hari ini dan seterusnya saya akan lebih menyeleksi orang2 yg melamar selain dari Moestopo dan Unas….dimanakah logika dan hati kalian dalam proses pembelajaran?

  6. buat pak martin…yang manager HRD di bilangan sudirman:
    sedikit banyak gue tau kalo gajinya ga gede…jadi ga usah kerja di perusahaan pak martin deh..udah jadi manajer tapi lebih banyak waktu utk comment di internet blogs..jelas kantornya ga “keren”… oh ya satu lagi, emang kalo nulis “bilangan sudirman” mestinya terdengar mentereng gitu yah?? hauheuheuheu…shallow capitalist ass licker you.

    mantan aktivis?
    sedikit saja: jelas dari sini anda menunjukkan kalau dulu anda hanya sekedar latah ikut2an jadi aktivis.

    sekali lagi, salam buat martin sang manager hrd di bilangan sudirman yang mantan aktivis di universitas negeri terkenal di jakarta…yang ternyata berhasil jadi manusia indonesia yang tak layak masuk uji mutu. maaf bung, anda hanyalah sebuah produk kesia2an dari negara aneh ini.

    salam bilangan sudirman!

Leave a reply to mostboy Cancel reply