Nasionaliskah Saya??

Bila lembaran kalender yang tergantung di dinding telah berganti Agustus, maka Merah Putih akan berkibar di mana-mana. Dari pekarangan rumah, mobil, sampai umbul-umbul raksasa di jalan-jalan protokol. Bila bulan Agustus tiba, semua orang mendadak nasionalis.

Saya tidak tahu apakah saya nasionalis. Saya kurang suka lagu Indonesia Raya karena terlalu panjang dan kelewat disakralkan. Saya tidak suka memakai batik yang sedang trend itu karena memang saya tidak suka melihatnya. Saya tidak pernah ingin bertemu dengan presiden dan wakil presiden serta para pejabat negara lainnya karena mereka tidak istimewa.

Saya tidak suka industri musik Indonesia karena musik yang mereka tawarkan adalah bebunyian sendu yang merusak telinga. Saya tidak terlalu antusias dengan film-film Indonesia karena mereka terlalu sibuk dengan hal-hal supranatural. Saya tidak akan pernah menonton serial televisi lokal karena menghina nalar penontonnya.

Semasa sekolah, saya benci sekali dengan upacara bendera setiap Senin karena tidak ada gunanya. Saya benci sekali dengan sistem pendidikan Indonesia yang mengagungkan gelar dan tidak kreatif. Saya benci sekali dengan pelajaran Bahasa Indonesia karena mengedepankan materi-materi membosankan dan mengesampingkan sastra.

Saya sama sekali tidak simpatik dengan organisasi yang mengaku membela Pancasila tetapi mempraktekkan premanisme dan kekerasan serta sayap pelajar-mahasiswanya yang ingin memajukan kehidupan bangsa dengan hedonisme.

Machiavelli-Machiavelli berbaju loreng oranye/nasionalisme semu dijadikan kamuflase

  • .Xceptional (Manifestone)

Saya tidak tahu apakah saya nasionalis. Saya tidak berkoar-koar “Pakailah produk dalam negeri” tetapi enggan belanja di pasar tradisional. Saya tidak berdemo anti Amerika tetapi pada akhir pekan memenuhi rengekan anak saya untuk makan di McDonalds. Saya tidak ikut-ikutan berunjuk rasa tentang Reog karena sebelum diklaim Malaysia tidak ada yang peduli dengannya.

Saya tidak berkabung pada waktu Ibu Tien meninggal dunia, tetapi saya bersedih pada waktu Munir diarsenik. Saya tidak menurunkan Merah Putih setengah tiang pada waktu Sue Harto! meninggal dunia, Merah Putih itu berkibar tinggi di angkasa.

Saya tidak pernah mengatakan “Saya Cinta Indonesia” karena saya belum tahu apakah sesungguhnya Indonesia mencintai saya.

Saya tidak tahu apakah saya nasionalis tetapi muak dengan kepemilikan asing di tambang-tambang energi nasional.

Saya tidak tahu apakah saya nasionalis tetapi saya ingin melihat koruptor-koruptor tengik yang melarikan diri keluar negeri itu diadili dan dihukum pancung.

Saya tidak tahu apakah saya nasionalis tetapi jantung saya berdegup kencang setiap kali atlet-atlet Indonesia berjuang segenap jiwa raga. Bagi saya, merekalah patriot sejati. Patriot yang sering kali diacuhkan dan diabaikan setelah masa bakti mereka usai.

Saya tidak tahu apakah saya nasionalis tetapi saya hampir menitikkan air mata pada waktu pertandingan Piala Asia Indonesia vs Korea Selatan tahun 2007. Bahkan lagu Indonesia Raya yang membosankan itu tidak pernah terdengar lebih indah dari itu. Hadir di dalam stadion dan menyanyikannya bersama-sama puluhan ribu orang lainnya, luar biasa.

Nasionalisme bukanlah masalah birokratif. Nasionalisme bukanlah hal protokoler. Nasionalisme bukanlah benda parsial. Nasionalisme bukanlah kultus.

Nasionalisme adalah saat orang-orang yang menanggung penderitaan yang mutual berjuang bersama dengan tulus dan ikhlas.

Nationalism is not about the nation.

Nationalism is all about the people

17 responses to “Nasionaliskah Saya??

  1. Hmmm… saya tidak tau anda nasionalis atau tidak tp yg jelas bangsa ini membutuhkan anda untuk membangun nasionalisme yg sejati..
    Bukan hanya lewat kata atau spontanitas tapi lewat tindakan yg nyata

    ingat che?
    dia berasal dari negara mana? dia membantu negara mana? nasionaliskah dia?

    Tidak usah ditanya,100% dia memiliki jiwa nasionalisme tidak perduli dimana dan untuk apa, dia membantu perjuangan semua orang dengan semangatnya dan tindakannya..

    Jadi masih bertanya nasionaliskah saya?! mencintai negarakah saya?!
    yg plg saya muak *apakah negara cinta saya?!

  2. hahaha…. che tidak ada hubungannya dengan nasionalisme……. semua yang ia lawan di seantero amerika selatan adalah pemerintahan nasionalisme semu yg bersembunyi di bawah ketiak amerika….

    saya berhak mempertanyakan apakah negara mencintai rakyatnya? saya percaya akan welfare state, negara kesejahteraan…. yg mana bila negara tidak menyejahterakan rakyatnya maka negara melakukan kejahatan terhadap warga negaranya…. dan sahih pula mempertanyakan demikian apakah negara benar-benar mencintai rakyatnya?

    negara mencintai rakyatnya kah bila semua perusahaan tambang energi asing menguasai cabang-cabang produksi? jangan bicara tentang instabilitas akibat nasionalisasi dan ketidakmampuan bersaing dalam peta global.. itu adalah buaian kapitalis kemaruk yang ketakutan….

    nasionalisme sejati lewat tindakan nyata adalah organize your community, empower your surroundings, dan melokalisasi segala bentuk kegiatan progresif… mulailah dari lingkungan terdekat anda……dan jurnal online ini adalah suatu media komunikasi yang dipakai….

    seperti sudah ditulis, nasionalisme bukan urusan protokoler, birokratif, dan hal-hal non aplikatif lainnya….. nasionalisme adalah soal rakyat… soal warga negara…..

    PS: gitu donk jek, nulis comment….hehehe

  3. Aduh… gila deh lu. Tiap kali masup sini postingannya berat-berat. huehehehe…

    …………

    gw udah ngetik panjang sebenernya, tapi koq ga sreg yah. Huhehee…

    Nasionalisme buat gw ada di hati. Sama kayak urusan agama. Ga perlu diintervensi. Urusan gw dengan nurani.

  4. kan lagi bulan agustus…. tema bulan ini adalah tentang berbangsa dan bernegara…. hehehe…

    betul, nasionalisme ada di dalam hati…. tanya kenapa banyak orang lain yg menuding orang lain tidak nasionalis?? emangnya studi banding ke luar negeri itu nasionalis…? hohohho

  5. Namanya juga politik. Yang penting cari-cari salah orang dan meninggikan diri. Demokrasi Pancasila dan “Komunisme ala guru PMP waktu SD” tipis bedanya. Segala cara halal hukumnya.

    Study Banding ke LN bisa jadi bentuk nasionalisme yang tinggi kalau hasil studynya untuk perbaikan sistem manajemen yang baik dan bukan untuk mengunjungi butik Gucci, Prada etc… huehehhee…

  6. IMHO, yes you’re a nationalist. 🙂 mari robek bayang-bayang semu nasionalisme yang banal… saya juga merasa nasionalisme bukan untuk digembor-gemborkan, coba dirasakan dan begitu dapat, baktikan. salam -japs-

  7. Berarti lo termasuk orang2 yg mendadak nasionalis juga dong. Karena memanfaatkan momentum agustusan utk posting isu nasionalisme..

    tp gw masih bingung.. sebenarnya mana yang lebih krusial dan harus dipertanyakan; apa yg sudah negara lakukan utk rakyatnya, atau apa yg sudah rakyat lakukan utk negranya? Atau.. emang gak ada yg harus dipertanyakan?

    sepakat lah sama orangutanz.. masalah hati, gak perlu diumbar, gak perlu diperdebatkan. Walk the walk, not talk the talk!

  8. Kawan…Teriakkanlah Nasionalisme versi Anda.
    Sadarkanlah bangsa ini kalau nasionalisme itu boleh punya bentuk lain.

    Anda nasionalis meskipun agak berbeda

  9. @elsara

    ini sebenernya sebuah hubungan sebab akibat yg unik…. sebenernya ga perlu agustus untuk menjadi nasionalis… tp kan memang pada bulan inilah banyak orang meneriakkan soal nasionalisme yang saya sendiri bingung itu apa….karena lebih banyak pseudo-nationalism dibanding yg asli…

    rakyat tentu sudah melakukan sesuatu sampai negara ini bisa terbentuk… memangnya Indonesia adalah alfa dan omega yang muncul entah darimana dan melahirkan rakyatnya sendiri sehingga rakyatnya harus berbakti kepada negara?

    dan lagi seperti sudah saya bilang, negara harus menyejahterakan rakyatnya, karena bila tidak demikian, itu adalah kejahatan….

    lagian definisi negara itu bias karena dalam banyak hal negara dipandang hanya sebagai pemerintah dan penguasa..padaal negara tidak akan eksis tanpa rakyat sebagai konstituen…

  10. nasionalisasi tanpa aksi adalah 0 besar dan saya menghargai aksi anda melalui media online ini..
    trima kasih sobat telah menghargai negara dan bangsa ini dengan cara qta masing2 =)

  11. another well said. plok3x…..
    oh ya, OOT, tapi ndak papa ya: kemaren itu sempet ada event indonesia kreatif atau apalah gitu. kakakku yang PNS di departemen perdagangan juga ikut ngurusi. bu ani yudhoyono ngasih pidato. intinya adalah betapa banyak anak indonesia yang udah berprestasi, di luar negri, gak balik2 lagi, ples kadang2 (Sering sih) karyanya dipatenkan pihak sana (entah gimana detailnya). PERTANYAAN GUA: KEMANE AJA BUU?? NGULEK SAMBEL???
    rini sugiarto, si nominasi academy award untuk karya animasinya (CMIIW) itu mah cuma satu dari sejutaaa anak indo diluar sono yang udah berprestasi kanan kiri. pertanyaannya emang bukan apakah kita cinta indonesia, tapi apakah indonesia cinta ama kita.

    gua mempertimbangkan untuk pindah kewarganegaraan…. ke timor timur kek

  12. @peterpan

    lucu sekali….semua postingan comment elo pasti kefilter sm akismet spam….haha… harus gue mark de-spam dulu….

    @lya

    betul sangat…… sudah terlalu banyak anak bangsa yg diacuhkan begitu saja…. bila mereka pindah ke luar negeri untuk mencari penghidupan yg lebih layak, dituding tidak nasionalis…. jadi nasionalis = diacuhkan dan tidak dihargai oleh negara?

  13. Nasionalisme gak perlu digambarkan…tapi dilakukan…gak perlu di bilang tapi di terapkan….
    negara ini gak cinta anda? tapi tanah negara ini cinta anda….
    kembali lagi “dont ask what your country do for you…ask what you can do for your country”
    inget…country bukan lah sekumpulan birokrat yg ngejalanin roda pemerintahan…tapi country adalah negara…sebuah kesatuan yg harus di pertahanin…sebuah kumpulan populitas yg harus di satukan…

  14. X said
    inget…country bukan lah sekumpulan birokrat yg ngejalanin roda pemerintahan…tapi country adalah negara…sebuah kesatuan yg harus di pertahanin…sebuah kumpulan populitas yg harus di satukan

    ——————

    tp kenyataannya? semua birokrat bertindak “l’etat c’est moi” layaknya louis XIV

    baca kolom opini Kompas hari ini deh…. ada tulisan bagus mengenai perbedaan “bangsa” dan “negara”…..

  15. took tooook tooook

    waah..

    lagi ngomongin cinta yaa..

    awalnya saya juga berpikir sama kaya anda, huff..ngapain cape jatuh cinta ma indonesia, udah banyak koruptor, banyak utang dsb dsb

    tau ga apa yang membuat saya sadar bahwa saya selama ini ternyata cinta ma indonesia?? lagu INDONESIA Raya. saya chorister (penyanyi di paduan suara) sering ngebawain lagu Indonesia Raya. awalnya si biasa aja, tapi disebuah gladiresik acara pemerintahan, ada seorang bapak berkata kepada saya (kami, anggota padus)

    “kalian nyanyinya bagus, teknik vokal kalian bisa dibilang tinggi, tapi kalo boleh saya kasih tau, lagu Indonesia Raya tadi tidak ada jiwanya, kalian menyanyikan dengan baik tapi apa yang ingin WR Supratman sampaikan tidak bisa kalian sampaikan. coba hayati, cari tau makna tiap tiap kalimatnya”

    well, kami pun merenungm, berfikir. kebetulan gladiresik tersebut dilaksanakan di Gedung Asia Afrika Bandung. kami bernyanyi dengan latar merah putih dan bendera2 bangsa asia afrika lainnya tapi lagu Indonesia Raya saja tidak dapat kami sampaikan dengan baik.

    di hari H

    Hiduplah Indonesia Raya

    Indonesia, tanah airku, tanah tumpah darahku.
    Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku.
    Indonesia, kebangsaanku, bangsa dan tanah airku.
    Marilah kita berseru, “INDONESIA BERSATU!!”
    Hiduplah tanahku, hiduplah negriku,
    Bangsaku, rakyatku, semuanya.
    Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
    Untuk Indonesia Raya!

    Indonesia Raya, merdeka, merdeka
    Tanahku, neg’riku yang kucinta.
    Indonesia Raya, merdeka, merdeka
    HIDUPLAH Indonesia Raya!

    bernyanyi di hadapan bangsa asing membuat saya berpikir bahwa Indonesia Raya adalah cita cita luhur nan besar dan mulia bangsa saya yang harus mereka ketahui.. ya Indonesia yang Raya. Semua harapan, bukti cinta dan bangga sebagai putra Indonesia ada smua disana.

    dan, negara negara lain tau kalau Indonesia Raya itu lagu yang indah.

    sejak saat itu, saya selalu merinding setiap kali menyanyikan atau mendengarkan lagu Indonesia Raya.

    hahaha, saya kok jadi curhat disini yaa.. btw salam kenal.. gw main disini yaa

  16. pengalaman setiap orang dengan “indonesia raya” memang beda2….

    seperti sudah saya bilang, satu2nya moment dimana saya merinding mendengar “indonesia raya” hanya di acara-acara olahraga, karena saya merasa memang di situ pas jiwanya….

    saya juga penyanyi bung praditama… saya pernah bernyanyi Indonesia Raya di istana wapres disaksikan Jusuf Kalla sendiri dan menpora Adhyaksa Dault… tetap saja, ga ada yg ngalahin rasanya bernyanyi rame2 dengan puluhan ribu rakyat Indonesia di stadion senayan….

    praditama wrote:
    ““kalian nyanyinya bagus, teknik vokal kalian bisa dibilang tinggi, tapi kalo boleh saya kasih tau, lagu Indonesia Raya tadi tidak ada jiwanya, kalian menyanyikan dengan baik tapi apa yang ingin WR Supratman sampaikan tidak bisa kalian sampaikan. coba hayati, cari tau makna tiap tiap kalimatnya”

    jean marie le pen versi indonesia,eh? huehue….

Leave a reply to elsara Cancel reply